Sejarah Asal Muasal Kotawaringin
Sejarah
Asal Muasal Kotawaringin Barat
Kerajaan Kotawaringin
sangat erat kaitannya dengan kerajaan Banjar. Karena, keturunan raja Banjar lah
yang mula-mula membangun kotawaringin.
Al kisah, Sultan Musta’inubillah
raja kerajaan Banjar memiliki 4 orang putra dan 1 orang putrid yang bernama:
1. Pangeran
Adipati Tuha,
2. Pangeran
Adipati Anom
3. Pangeran
Antasari
4. Pangeran
Adipati Antakusuma
5. Putri
Ratu Ayu
Ke empat Pangeran
tersebut sama-sama ingin menjadi Sultan yang memegang tampuk pimpinan. Hal ini
membuat sang ayah memutuskan bagi para pangeran yang bukan putra tertua agar
mencari wilayah baru untuk mendirikan kerajaan sendiri. Pangeran Adipati Kusuma
meutuskan untuk meninggalkan kerajaan Banjar dan menuju ke arah Barat untuk
mencari wilayah sendiri untuk mendirikan kerajaannya.
Dalam perjalannya ke arah
Barat mencari wilayah untuk mendirikan kerajaan, banyak sekali tempat yang
sudah ia singgahi diantaranya, : Teluk Sebangau, Pagatan Mendawai, Sampit dan
Pembuang. Diantara semua tempat yang
sudah di kunjungi, tak satupun tempat yang dipilih oleh Pangeran Adipati
Antakusuma, untuk mendirikan kerajaan.
Hingga tibalah Pangeran
dan rombongannya di suatu Desa yang bernama Desa Pandau. Desa Pandau merupakan
desa yang terrdiri dari masyarakat suku Dayak. Pangeran beserta rombongannya diterima
dengan baik oleh masyarakat sekitar yang dipimpin oleh Demang disana. Kemudian
demang sebagai ketua suku disana menyerukan kepada masyarakatnya bahwa
Peangeran Adipati Antakusuma akan dijadikan sebagai raja dari rakyat Dayak
dengan syarat raja harus memperlakukan masyarakatnya sebagai saudara yang baik.
Mengikuti adat di
daerah tersebut kemudian perjanjian dilakukan dengan cara yang sukar diterima
oleh akal. Yaitu perjanjian dengan menggunakan darah dari kedua belah pihak,
sehingga harus ada yang di korbankan. Tetapi dengan sikap kesatria korban
dengan bangga menerima untuk menjadi koraban. Setelah melakukan ritual adat
kemudian kedua korban di tusuk dengan menggunakan Mandau dan mengucur darah
keduanya sehingga menyilang menjadi satu. Ritual ini dilakukan di samping batu
saksi yang di beri nama “ Batu Betahan” dan perjanjian ini dinamakan “ PANTI
DARAH JANJI SAMAYA” . kemudian jadilah Pangeran raja di Wilayah tersebut yang
bernama Kesultanan Kutaringin.
Pada tahun 1679
Pangeran Adipati Anta kusuma mengangkat Kyai Gede menjadi Perdana Menteri
kerajaan kotawaringin. Pertama kalinya kerajaan kotawaringi di bangun di
kotawaringin lama yang diberi nama “Astana Alnusari” selanjutnya pada tahun
1814 keraton kesultanan di pindahkan ke Pangkalan Bun sebagai pusat
pemerintahan yang di sebut dengan “Keraton Kuning atau Indra Kencana”.
Comments
Post a Comment